Nasib Misem Sudah 5 Tahun Nunggu 4 Anak Pulang, Tidak di Sangka Ternyata 4 Anaknya di Bun*h Oleh Anak Kandungnya Sendiri Dan di Kubur di Belakang Rumahnya Sendiri Hingga Tinggal Kerangka Tulang Saja -->

Nasib Misem Sudah 5 Tahun Nunggu 4 Anak Pulang, Tidak di Sangka Ternyata 4 Anaknya di Bun*h Oleh Anak Kandungnya Sendiri Dan di Kubur di Belakang Rumahnya Sendiri Hingga Tinggal Kerangka Tulang Saja



DETIKBMI.COM - Banyumas Misem  tak pernah menyangka tiga anak dan seorang cucu yang hampir lima tahun hilang ternyata terkubur di belakang rumahnya. Setiap Lebaran, Misem selalu memasak banyak makanan, berharap mereka pulang.

"Setiap Lebaran, selalu menyiapkan makanan, seperti ketupat, dalam jumlah yang banyak. Sebab, berharap anak-anak dan cucunya itu pulang," kata salah seorang tetangga Misem, Sihad, kepada wartawan, Rabu (28/8/2019).

Mantan Ketua RT 7 RW 3 Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, ini bercerita Misem juga selalu membersihkan kamar para korban.

”Masih suka masak sendiri, mengandalkan uang pensiunan (suami). Paling keluar jika ingin membeli makanan,"jelasnya.

Hal yang sama disampaikan anak keempat Misem, Edi Pranoto . Misem selama ini hanya tahu tiga anak dan seorang cucunya pergi merantau ke Jakarta.

"Namanya orang tua tetap (mengharapkan mereka pulang). Saya bilang, diikhlaskan saja, kalau memang waktunya, ya pada pulang," ujarnya.

Empat korban adalah Supratno alias Ratno anak pertama, Sugiono alias Yono anak ketiga, dan Heri Sutiawan alias Heri anak kelima, serta cucu Misem, Vivin Dwi Loveana alias Pipin anak Supratno.

Mereka dihabisi oleh Saminah, saudara kandung ketiga korban pria. Tak sendirian, Saminah beraksi bersama tiga anaknya, Saniah Roulita alias Sania Irfan Firmansyah alias Irfan dan Achmad Saputra alias Putra pada Oktober 2014.


Kronologi Kejadian Oktober 2014

"Kejadian terjadi pada tanggal 9 Oktober 2014 tepatnya pada siang hari," ujar Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (27/8/2019).

Keempat kerangka tersebut ditemukan oleh seorang warga bernama Rasman di kebun yang berada di belakang rumah Misem.

Kini terungkap bahwa para korban merupakan tiga anak Misem yakni Suratno , Sugiono , Heri dan seorang cucu Vivin. Mereka dihabisi oleh Saminah yang juga merupakan anak Misem.



Tak sendirian, Saminah beraksi bersama tiga orang anaknya yakni Irfan Firmansyah, Achmad Saputra dan Saniah Roulita.

Bambang mengungkap bahwa saat kejadian, Saminah membawa Misem pergi dari rumah tempatnya tinggal.

"Supaya kondisi rumah yang di TKP itu kosong. Sehingga Bu Misem dibawa ke rumahnya seolah dirawat karena pada saat itu kondisinya sedang tidak sehat," ujar Bambang.

"Kemudian (Sugiono) ditunggu. Pada saat keluar, dia (Sugiono) dipukul (oleh dengan menggunakan (besi dongkrak), sekarang kondisinya sudah seperti ini (karatan) karena posisi barang bukti ini dikubur di dekat saluran air sehingga sudah terkikis," jelasnya.

Setelah dipukul oleh Irfan, Sugiono juga dihajar oleh Putra menggunakan tabung gas. Bambang mengungkapkan bahwa keterangan para tersangka dan alat bukti cocok dengan luka yang ditemukan di kerangka Sugiono.

Mayat Sugiono kemudian dibawa ke dalam salah satu kamar di rumah Misem. Irfan dan Putra lalu kedatangan korban kedua yakni Suprapto.

"Kemudian datang korban yang kedua adalah saudara Suprapto yang pulang dari tempat kerjanya. Dia (bekerja) sebagai pegawai negeri, dan pada saat pulang langsung dihabisi dengan kondisi kerangkanya dan ini bagian kepala bagian tengkoraknya mengalami perkenaan luka (tengkorak belakang) pada saat itu menggunakan besi dan tabung gas 3 kg," imbuh Bambang.

Mayat Suprapto kemudian dibawa ke kamar yang sama dimana mayat Sugiono disimpan. Beberapa waktu kemudian datang korban ketiga yakni Heri.

"Dari (bekas luka) korban Heri ini, di bagian belakang samping dan belakang sama. Begitu datang begitu masuk masuk ruang tengah langsung dihabisi," ucapnya.

"Inilah target utama mereka, tiga orang korban. Setelah mereka semua diyakini meninggal ditumpuk di dalam satu kamar dijadikan satu," jelas Bambang.

Namun, hal di luar dugaan para tersangka terjadi. Putri korban Suratno yakni Vivin tiba-tiba datang ke lokasi kejadian. Para pelaku sebetulnya sudah berusaha mencegah Vivin datang dengan cara mengirim SMS melalui ponsel Suratno.

"Supaya tidak pulang, karena supaya tidak jadi korban kembali. Tapi ternyata SMS tidak dibalas keburu sampai duluan begitu sampai ya akhirnya ikut dihabisi," ungkapnya.

"Jadi setiap korban itu mendapat dua jenis pukulan dari dua orang tersangka yang berbeda dari saudara lrfan dan saudara Irfan menggunakan besi dan Putra menggunakan tabung gas 3 kg. Setelah dihabisi ini, keempat korban ini dikuburkan tepat di belakang rumah Ibu Misem," jelasnya.

Usai menghabisi empat orang anggota keluarganya sendiri, pelaku menyebar kabar bohong ke tetangga. Pelaku bercerita bahwa para korban yang akhirnya ditemukan sudah jadi kerangka itu pergi merantau ke Jakarta.

"Disampaikan (oleh pelaku) bahwasanya mereka semua pergi merantau ke Jakarta. Alasan itupun disampaikan dan diyakinkan oleh tersangka Saminah kepada Ibu Misem bahwa anak-anaknya ini pergi merantau. Jadi tidak dicari dan tidak menimbulkan kecurigaan," ujar Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (27/8/2019).

Saminah yang merupakan anak dari Misem ini tak beraksi sendiri. Dia dibantu oleh tiga orang anaknya yakni Irfan Firmansyah, Achmad Saputra dan Saniah Roulita.

Kabar bohong itu disampaikan para pelaku karena tetangga mulai menanyakan keberadaan tiga korban yang juga merupakan anak Misem itu. Ketiganya yaitu Suratno , Sugiono , Heri . Selain itu, anak pertama Suratno, Vivin juga jadi korban.

"Yang menjadi motif pembun*han ini adalah karena emosi karena dendam. Selama beberapa tahun terakhir mereka selalu cekcok dan cekcoknya tersangka Saminah dengan para korban ini terkait dengan penggunaan harta harta yang merupakan harta milik orangtuanya yang akan menjadi pewaris mereka," ujar Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun dalma jumpa pers di kantornya, Selasa (27/8/2019).

Bambang menjelaskan bahwa Saminah dan tiga saudara yang dihabisinya yakni Suratno , Sugiono , Heri menempati lahan sejumlah 22 ubin atau sekitar 298 meter persegi. Tanah tersebut merupakan warisan Misem untuk anak-anaknya. Namun karena Misem masih hidup, warisan tersebut belum dibagikan.

"Tapi sebagian dari tanah jumlah itu sudah digunakan. Lahan jatah milik Suminah yang menjadi tersangka ini, sudah dia bangun rumah di situ menimbulkan kecemburuan saudaranya," jelasnya.

Ditambah lagi, rumah itu sempat didatangi oleh pihak bank pada 10 tahun lalu. Pihak bank saat itu memotret rumah. Saminah marah karena curiga rumah itu akan dijadikan agunan.

Hal itu membuat Saminah dan para saudaranya sering terlibat cekcok.

"Anak-anaknya ini menyaksikan ibunya dikeroyok tiga lawan satu. Selalu seperti itu dan tiga anaknya begitu mereka sudah beranjak dewasa, mereka ikut terlibat. Merasa mereka harus melindungi ibunya sehingga mereka ikut membela ibunya," katanya.

Hingga akhirnya ketiga anak Saminah berencana menghabisi tiga pamannya.

Bambang mengungkap bahwa Saminah sempat melarang rencana pembun*han itu. Namun menurut pengakuan tersangka, salah seorang korban yakni Sugiono mengancam akan membun*h Saminah.

"Karena anak-anak (Irfan, Putra, dan Saniah) ini selalu meminta untuk dapat dilakukan (pembun*han), akhirnya diberikan izinnya dengan bahasa 'terserah silakan'," ucapnya.



Tak hanya membunuh Suratno, Sugiono, Heri, mereka akhirnya juga menghabisi putri Suratno, Vivin (24) yang tiba-tiba datang ke lokasi kejadian.

Pembun*han itu terjadi pada Oktober 2014 silam dan empat mayat korban ditemukan pada Kamis (22/8) lalu. Kini Saminah dan tiga orang anaknya lrfan Firmansyah, Achmad Saputra dan Saniah Roulita telah ditahan polisi.


Sumber: Kompastv





LihatTutupKomentar