Selasa, 30 April 2019
DETIKBMI.COM - Masih ingat dengan kabar seorang Buruh Migran Indonesia (BMI)yang beberapa hari yang lalu ditemukan lompat dari jembatan ke laut di North point?
Ternyata , BMI malang tersebut diketahui bernama Erna. Bukan tanpa sebab Erna sampai melakukan hal yang membahayakan nyawanya sendiri.
Menurut penuturannya Yuly Al Jannah ( teman se PT dengan erna) , Erna merupakan BMI asal Lampung telah baru datang untuk bekerja di Hong Kong sebaga8 pembantu Rumah Tangga itu pun belum genap 2 bulan ini telah menjadi korban penipuan oleh seseorang wanita Indonesia yang awalnya sangat baik dengannya.
Insiden itu awalnya ketika Erna ( Wanita yang mengenakan Jaket warna abu-abu bertulisan ROXY") diterminate kontrak kerjanya oleh majikan selama 1 minggu Erna ditampung oleh pelaku wanita berbaju hitam lengan panjang dan berkaca mata) yang juga berwarga negara Indonesia. Selama satu minggu ditampung, Erna kemudian diantarkan ke kantor agency nya, tapi siapa sangka ternyata Dokumen Erba sudah dipakai oleh pelaku untuk meminjam uang sebesar HK $ 19.000 oleh pelaku.
"Oallaaahhhhh mb rupa mu ayu tapi ati mu bosok ,Niat mu nulong kok malah ben dadik ne korban Dumeh bocahh e poolosss, Mohon bantuan e sek ngerti mbk iiki nok HK Ulok informasine, wes nipu bocah anyar kon jukok dwet bank $19000, saiki minggat melas korban e sampe depresi" tulis Yuly Ai Jannah.
Kasus penipuan yang di alami Erna telah dilporkan kepada Polisi Hong Kong.
Sontak, insiden ini mendapat tanggapan dari nitizen, banyak yang melemparkan kata-kata sumpah serapah kepada pelaku penipuan hingga menyebabkan Erna hampir kehilangan nyawanya karena nekat mau bunub diri dengan terjun kelaut.
"Jahat nemen kok yo tegel men pdo pdo buruh" tulis Olla.
"Setan berkedok manusia"tulis yoon joo.
Catatan
Memang, selalu menjadi catatan khususnya untuk anak baru datang ke Hong Kong untuk berhati-hati, terutama terhadap Dokumen seperti HKID, Kontrak kerja dan Paspornya. Ketiga dokumen ini sangatlah rentan akan bahaya jika disalah gunakan.
Mudahnya meminjam uang dengan ketiga dokumen tersebut membuat banyak oknum di Hong Kong mengincar para anak yang baru datang untuk mencari mangsanya.
Hal seperti ini tidak berlaku untuk kasus Erna saja, tapi sudah bertahun-tahun lamanya. Modusnya hampir sama, mendekati dan pura-pura baik dengan calon korban.
Sumber: situskartini