Waaah..! 300 Siswa Kuliah Sambil Kerja Asal Indonesia Jadi Korban Eksploitasi Kerja di Taiwan Begini Ceritanya. -->

Waaah..! 300 Siswa Kuliah Sambil Kerja Asal Indonesia Jadi Korban Eksploitasi Kerja di Taiwan Begini Ceritanya.

Info bmi taiwan

DETIKBMI.COM - Seorang TKW yang bekerja di Taiwan yang berasal dar Banyuwangi Jawa Timur menjadi buronan lantaran ujaran kebencian dan fitnah yang ia layangkan pada hari minggu lalu (27/12).

Dalam siaran langsungnya di akun facebooknya ia mengatakan kalau acara yang diadakan relawan salah satu pasangan calon presiden di Taiwan tak ada yang hadir. 

Bahkan ia mendatangi panggung tersebut dan meliput tanpa ada seorangpun disana dan ia bilang 'sepi nggak ada yang datang' dibumbui dengan kalimat kalimat pedas lainnya.

Tak terima dengan apa yang dilakukan wanita ini, iapun dicari dan dilaporkan kepada pihak berwajib dengan tuduhan ujaran kebencian.

Menurut panitia, ia meliput saat acara belum dimulai sehingga belum ada seorangpun yang datang baik panitia maupun hadiriin.

Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Jawa Timur, Khoflfah Indar Parawansa dan sejumlah elit lainnya.

”Kepolisian Taiwan sudah mengantongi bukti dan saat ini sedang dalam pencarian " Tulis Endang Winarti.

Pesan penting kepada siapapun, beda pilihan itu biasa tapi jangan saling menghina. Ingat pilihan itu rahasia loh, bukan digembar gemborkan.

Semoga demokrasi dan pemilihan presiden tidak merusak persatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Tidak ada gunanya kita berselisih.

Yang mengejutkan sebagian besar siswa Indonesia adalah muslim, namun banyak makanan mengandung daging babi. Ketika siswa mengeluh ke universitas, para pejabat dengan aneh meminta mereka untuk bersabar, dan mengatakan bahwa jika siswa membantu perusahaan, perusahaan akan membantu sekolah. Pejabat sekolah memberi tahu para siswa jika mereka tidak pergi bekerja, perusahaan tidak akan dapat bekerja sama dengan sekolah. Manajer pabrik juga diduga secara langsung memberi tahu siswa bahwa mereka sama dengan pekerja migran asing.

Sebagaimana disampaikan Ko Chih-en, dilansir dari Taiwan News, Kamis (27/12), proses perekrutan dimulai setelah universitas mengajukan "program kelas khusus,". Mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan membayar agen untuk merekrut siswa. Kemudian agen akan meyakinkan siswa di negara asalnya untuk belajar di Taiwan.

Setelah sampai di Taiwan, universitas kemudian mengatur "magang" bagi para siswa, dan para agen akan mengantongi biaya dari perusahaan. Biaya yang dibayarkan universitas kepada para agen adalah NTD 200 untuk satu siswa dan NTD 200.000 untuk 1.000 siswa, yang akan dibayar dengan kedok "biaya kehadiran".

Penjabat Menteri Pendidikan, Yao Leeh-ter  mengatakan MOE mengundang pimpinan dari universitas-universitas tersebut ke MOE tahun lalu. Memperingatkan mereka secara langsung agar tidak melanggar hukum. Sehubungan dengan kasus terbaru, kementerian akan melakukan penyelidikan.

Sementara itu, Direktur Departemen Pendidikan Teknologi dan Kejuruan MOE, Yang Yu-hui mengatakan bahwa magang dilarang untuk mahasiswa baru dan setelah tahun pertama mereka, mereka tidak boleh bekerja lebih dari 20 jam per minggu. Itu berdasarkan UU Layanan Ketenagakerjaan.

Kasus yang belum lama terungkap adalah 40 siswa Sri Lanka di Universitas Kang Ning yang dipaksa untuk bekerja di rumah jagal Taipei dan Tainan." Sumber liputanBMI
LihatTutupKomentar