Pasca Tsunami Di Selat Sunda, Pemerintah Taiwan Desak Majikan Untuk Berikan Cuti Bagi TKI TAIWAN Yang Keluarganya Menjadi Korban Bencana

DETIKBMI.COM - Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan pada hari Senin (24/12) mendesak pihak pengusaha dan majikan di Taiwan untuk mengambil inisiatif dalam membantu pekerja migran yang berasal dari daerah di Indonesia yang dilanda tsunami pada
akhir pekan kemarin.

Menteri Tenaga Kerja Taiwan, Hsu Ming-chun mengajukan banding dalam sebuah pernyataan di mana ia mendesak pengusaha dan majikan untuk memberikan bantuan kepada karyawan dan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mereka pekerjakan untuk terbang pulang ke Indonesia untuk memeriksa keluarga mereka setelah terjangan gelombang tsunami yang dahsyat di Selat Sunda.

Terjangan gelombang tsunami itu menghancurkan wilayah pantai di seluruh Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam.

Musibah ini menewaskan sedikitnya 280 orang, melukai lebih dari 1.000 orang dan menggusur lebih dari 11.600 orang, menurut laporan Focus Taiwan, Senin (24/12).

Gelombang tsunami yang dahsyat itu diyakini terkait dengan tanah longsor bawah laut yang disebabkan oleh letusan gunung berapi Krakatau di pulau Jawa, Indonesia.

Saat ini tercatat terdapat sebanyak 266.000 pekerja migran Indonesia yang bekerja di Taiwan. Dimana sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pengasuh atau care taker.

Akan tetapi pemerintah Taiwan tidak memberikan perkiraan berapa banyak yang akan datang dari daerah yang terkena dampak gelombang tsunami tersebut.

Terlepas dari permohonan Hsu, kementerian tenaga kerja Taiwan juga menyatakan ungkapan turut berbelasungkawa yang mendalam bagi para korban bencana alam ini dan menjanjikan dukungan sepenuhnya dalam membantu pekerja Indonesia di Taiwan yang keluarganya di kampung halaman mereka terkena dampak tsunami dahsyat tersebut.

Melalui hotline kementerian di nomor saluran 1955, para pekerja migran Indonesia dapat memperoleh informasi tentang korban dan kerusakan yang disebabkan oleh tsunami ini dan tentang cara mengajukan permohonan cuti dari pekerjaan sehingga mereka dapat kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga mereka, kata pernyataan itu.

Sumber : CNANews & Focus Taiwan