Rabu, 13 Mei 2020
DETIKBMI.COM - Nasib buruk menimpa beberapa tenaga kerja asal Indonesia yang berada di luar negeri. Dilaporkan dari beberapa sumber media yaitu sejumlah pekerja migran asal Indonesia mengaku mengalami pelanggaran hak atas sistem kerja selama wabah virus corona, mulai dari pemutusan hubungan kerja (PHK), gaji tidak dibayar, ketakutan melaporkan kondisi kesehatan karena khawatir ditangkap oleh aparat keamanan akibat bekerja secara ilegal. Mereka pun bekerja ekstra tanpa diberikan uang insentif hingga mereka merasa kelaparan
Hal itu terungkap dari hasil survei dampak Covid-19 terhadap PMI yang dilaksanakan oleh Human Rights Working Group (HRWG) bersama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Jaringan Buruh Migran (JBM).
SBMI dan JBM menilai bantuan yang diberikan pemerintah hanya bersifat kedaruratan dan tidak menjamin kehidupan mereka di negara penempatan selama wabah Covid-19 berlangsung.
Sementara dari itu pemerintah Indonesia menyebut telah meminta kepada pemberi kerja di negara penempatan untuk memberikan seluruh hak para PMI, baik pesangon PHK dan juga pembayaran gaji yang semestinya.
Sebagian besar PMI yang bekerja di Hong Kong, Singapura, dan Taiwan masih mendapatkan gaji bulanan seperti biasa. Namun mereka harus kerja ekstra tanpa intensif dan merasa kesepian akibat dilarang keluar rumah oleh sang majikan.
Sementara itu, di Singapura, terdapat beberapa pekerja asal Indonesia yang memilih kabur dari rumah majikan karena menganggap pekerjaan yang tidak ada habisnya.
Di Arab Saudi, sekitar 54% pekerja asal Indonesia tidak mendapatkan gaji. Bahkan dalam satu kasus, ada sekitar 30 pekerja yang kelaparan.
Semua kasus yang menimpa para pekerja migran Indonesia hingga saat ini sedang dikaji dan di dalami kasusnya oleh kementrian luar negeri.
Kemetrian luar negeri mengimbau kepada seluruh pekerja migran Indonesia agar segera melapor segala permasalahan yang menimpanya.
News Doc : Grid.pop.com
Editor : Arif