Kisah Pilu Pekerja Migran Asal Thailand! Bikin Nangis Di Dalam Hati -->

Kisah Pilu Pekerja Migran Asal Thailand! Bikin Nangis Di Dalam Hati

Kisah Pilu Pekerja Migran Asal Thailand! Bikin Nangis Di Dalam Hati

DETIKBMI.COM - Salah satu pekerja migran yaitu May Oo Sen merupakan korban satu dari jutaan pekerja migran yang ada di Thailand yang terdampak dari adanya pandemik COVID-19 atau virus corona.

May yang dulunya pindah dari negara bagian Kayin, Myanmar untuk bekerja sebagai petugas cleaning service di Ibu Kota Bangkok, Thailand pada tahun 2009.

Kemudian ketika terjadi pandemic wabah virus corona mulai menyebar, setiap bulannya agen pengerah tenaga kerja telah memotong gaji yang dibayarkan oleh klien sebanyak 80 persen.

Kondisi seperti ini membuat May tak punya cukup uang dan penghasilan untuk sekadar membeli makanan saja, membayar sewa dan mengirimkan uang ke kakek-neneknya di kampung pun harus dihentikan karena keadaan yang tidak karuan.

Kemudian juga ada beberapa klien yang memiliki anak kecil sehingga mereka merasa waswas terhadap adanya virus ini dan pada penularan virus corona yang mematikan.

Asal kalian tahu bahwa di negara Thailand virus corona sudah menewaskan puluhan orang dan telah menginfeksi ribuan orang. Ada pula perusahaan yang tak lagi membayar gaji para buruh migran karena gulung tikar.

"Pendapatan saya langsung turun separuhnya, padahal saya harus membayar uang sewa tempat tinggal dan membayar biaya keamanan setiap bulan. Ini bukan hanya terjadi pada saya, tetapi juga pada semua orang ditempat kerja,” ungkap May.

Sudah banyak pekerja migran seperti May yang saat ini telah menghadapi ketidakpastian pada masa depanya karena bingung memikirkan nasib.

Dengan adanya wabah yang menyusul pandemik virus corona yang masih menyebar ini, banyak pekerja migran yang merasa bingung dan putus asa.

Walaupun May masih melayani beberapa kliennya dan dia tidak bisa membayangkan hal ini bisa bertahan sampai kapan atau apa yang akan dilakukan jika dia benar-benar menganggur kedepannya. 

Terkait data PBB untuk wilayah Asia Tenggara mengatakan bahwa krisis COVID-19 telah menempatkan jutaan pekerja migran menganggur dalam beberapa pekan terakhir.

Di negara Thailand sendiri salah satunya tantangan yang dihadapi para pekerja migran adalah kurangnya kebijakan inklusif dari pemerintah untuk meringankan beban mereka dari dampak penyebaran virus corona.

“Kami sangat khawatir pada situasi ini, dimana ribuan migran telah kehilangan mata pencariannya, pekerja migran tidak masuk dalam kategori penerima paket stimulus dan kompensasi yang sudah diumumkan Pemerintah Thailand,” kata Pia Oberoi, Penasehat senior untuk urusan imigran dan HAM PBB wilayah Asia Tenggara.

Selama ini nasib para pekerja migran tidak menentu dan mereka harus dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Kebijakan pemerintah untuk hak para pekerja migran sangat dibutuhkan.

News Doc : Tempo
LihatTutupKomentar