Korban ABK Jembantan Ambruk Di Daerah Yilan, MOL Taiwan Akan Segera Membantu Temukan Pekerjaan Baru -->

Korban ABK Jembantan Ambruk Di Daerah Yilan, MOL Taiwan Akan Segera Membantu Temukan Pekerjaan Baru


DETIKBMI.COM - Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan dikabarkan akan memberikan anak buah kapal (ABK) migran yang menjadi korban dalam insiden jembatan ambruk di Yilan pada awal bulan Oktober keringanan untuk mengganti pekerjaan.

Bagi ABK migran yang ingin pindah ke pekerjaan lainnya seperti bekerja di sektor pabrik Taiwan akan dibantu oleh pihak MOL Taiwan.

Insiden jembatan ambruk di Yilan menewaskan sebanyak enam ABK migran yang terdiri dari tiga warga negara Indonesia dan tiga warga Filipina.

Peristiwa tragis ini juga menyebabkan sebanyak 18 ABK migran yang terdiri dari 14 warga Filipina dan 4 TKI menjadi tunawisma karena kapal tempat mereka bekerja sekaligus tinggal hancur.

Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (24/10), Paul Su, wakil direktur Divisi Manajemen Tenaga Kerja Lintas-Perbatasan di bawah Badan Pengembangan Tenaga Kerja kementerian tenaga kerja Taiwan, mengatakan kepada CNANews bahwa kontrak kerja bagi lima ABK migran asal Filipina yang ingin pindah untuk bekerja di pabrik akan dikeluarkan minggu depan.

"Begitu mereka memiliki dokumen resmi, mereka dapat mendaftar untuk bekerja di sejumlah pabrik yang ada di Taiwan. Jika mereka tidak menemukan pekerjaan dalam kurun waktu 60 hari, kami akan membantu mereka untuk memperpanjang periode mencari pekerjaan baru di pabrik-pabrik Taiwan selama 60 hari lagi," kata Su.

Su menambahkan bahwa pihaknya mengizinkan perpanjangan masa pencarian kerja ini karena hal ini dinilai sebagai kasus khusus di Taiwan.

Renato Ablog, yang berasal dari provinsi La Union di Filipina dan satu dari lima ABK migran yang memilih untuk pindah dan mengganti pekerjaannya mengatakan bahwa ia masih mengalami trauma dari insidenjembatan ambruk di Yilan.

Sehingga ia dan rekan-rekan senegaranya memilih untuk mengganti pekerjaan ke sektor pabrik Taiwan yang dinilai lebih aman.

"Saya tidak punya preferensi apa jenis pekerjaan pabrik yang saya dapatkan, tetapi yang utama adalah mendapatkan gaji karena saya memiliki keluarga di Filipina yang harus saya nafkahi" kata Ablog kepada CNANews.

Ablog, bersama dengan empat rekan senegaranya yang diidentifikasi sebagai Jason Villaruel dari Masbate, Romeo Culanag dari Cebu, Alvin Medriano dari La Union, dan Nelson Cristobal dari Bulacan yang dulunya bekerja sebagai ABK migran di kapal nelayan Taiwan, kini telah diterima oleh Pastor Joy Tajonera, yang merupakan pimpinan asosiasi pekerja Filipina di Taichung.

Sementara itu, dari 13 pekerja migran Filipina lainnya, dua diantaranya memilih untuk kembali ke Filipina, sementara tujuh lainnya pindah ke majikan baru namun tetap bekerja sebagai anak buah kapal di Yilan, kata Su.

Sementara itu, terdapat pula satu orang ABK migran asal Indonesia yang masih berada di rumah sakit karena mengalami cedera parah, satu TKI lainnya masih berada di rumah sakit yang baru selesai menjalani operasi di bagian tangan dan akan pindah ke majikan lain setelah proses pemulihan.

Kedua TKI ini dilaporkan telah menemukan majikan baru tetapi mereka akan terlebih dahulu pulang ke Indonesia sebelum kembali ke Taiwan untuk terus bekerja di negeri Formosa, kata Su.

Pada akhir April lalu, data dari pihak MOL Taiwan mencatat sebanyak 12.406 pekerja migran baru telah tiba di Taiwan, kata Su.

Ia menambahkan bahwa sebanyak 12.383 bekerja di kapal penangkap ikan milik warga Taiwan, sementara sebanyak 23 lainnya bekerja di peternakan ikan lokal.

Su mengungkapkan informasi itu pada hari Kamis selama konferensi dunia ke-11 dari Asosiasi Maritim Kristen Internasional (ICMA) di Kaohsiung, yang diadakan mulai dari tanggal 21 hingga tanggal 25 Oktober.

Lebih dari 300 tamu dari organisasi anggota ICMA, mitra dan perwakilan dari seluruh dunia, termasuk pemerintah, industri maritim, tenaga kerja, dan organisasi non-pemerintah berkumpul di Hotel Ambassador kota Kaoshiung untuk membahas hal-hal yang terkait dengan industri maritim.

Kongres Dunia ICMA ke-ll adalah pertemuan global pertama sejak kongres dunia terakhir pada tahun 2011 lalu yang diadakan di Hamburg, Jerman.

ICMA adalah salah satu dari 29 organisasi amal yang mewakili berbagai gereja dan komunitas Kristen yang beroperasi di lebih dari 100 negara yang bertujuan untuk membela kesejahteraan para pelaut, nelayan dan keluarga mereka.
LihatTutupKomentar