TKI Asal Cirebon Hilang Kontak Sudah 31 Tahun Sekarang Sudah di Temukan Kontaknya, Keluarga Besar Sudah Tidak Sabar Menanti Akan Syukuran -->

TKI Asal Cirebon Hilang Kontak Sudah 31 Tahun Sekarang Sudah di Temukan Kontaknya, Keluarga Besar Sudah Tidak Sabar Menanti Akan Syukuran


DETIKBMI.COM - Carmi seorang tenaga kerja wanita (TKW), asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yang lebih dari 31 tahun hilang kontak dengan keluarga saat bekerja di Arab Saudi, kini berhasil ditemukan kontaknya di lansir dari Tribunnews Minggu (01/09/2019). Soflyudin paman Carmi, menyebut, seluruh keluarga yang berada di Blok Kalibangka dan tetangga dekat lainnya sudah menantikan kedatangan Carmi yang diketahui saat ini berada di KBRI Riyadh.

"Keluarga sangat menantikan, mendengar kabar sudah ditemukan saja bahagia, apalagi nanti ketemu," kata Soflyudin melalui sambungan telepon, Jumat (30/8/2019).

Soflyudin menuturkan, kalau ia terakhir bertemu dengan Carmi pada usia 13 tahun atau se|epas masa sekolah dasar. Pada masa tersebut, selain menjadi paman, Soflyudin pun merupakan teman bermain Carmi.

Softyudin menuturkan, kalau ia terakhir bertemu dengan Carmi pada usia 13 tahun atau selepas masa sekolah dasar. Pada masa tersebut, selain menjadi paman, Soflyudin pun merupakan teman bermain Carmi.

Ia menambahkan, saat melihat foto terbaru Carmi yang dikirimkan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Soflyudin bersama anggota keluarga tidak mengenali, lantaran sudah menggunakan kerudung dan banyaknya kerutan di wajah.

"Alhamdulillah, pokoknya nanti pas pulang kami akan menyambut hangat Carmi, semacam syukuran,"katanya.

Pada pukul Rabu (28/8/2019) pukul 20.00 WIB, keluarga mendapatkan kabar melalui sambungan telepon dari Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh, Sa'dullah Affandy yang mengabarkan, bahwa anaknya tersebut sudah ditemukan dan sedang dalam perjalanan menuju KBRI di Riyadh.

Dalam percakapan tersebut, Sa'dullah menuturkan, dalam waktu tiga jam ke depan atau setibanya di Kantor KBRI di Riyadh, pihak KBRI akan segera melakukan panggilan video untuk menghubungkan antara Carmi dengan keluarganya di Kecamatan Pangenan.

Selama waktu tiga jam hingga beberapa anggota tertidur, salah satu telepon genggam milik saudara Carmi, bahwa Carmi sudah tiba di KBRI Riyadh dan beberapa kemudian akan segera melakukan panggilan video.

"Benar saja, kira-kira jam 1 malam hari Kamis, kami sekeluarga melihat langsung Carmi yang selama ini keluarga sudah pasrah dengan keberadaanya," kata Soflyudin.

Saat melihat langsung Carmi melalui layar gawai, seluruh anggota keluarga meneteskan air mata, lantaran masih tidak menyangka Carmi masih dalam kondisi sehat dan sangat berbeda dengan waktu awal berangkat ke Arab Saudi

Namun sayangnya, saat tengah melakukan panggilan video, Carmi sama sekali tidak mengingat kedua orangtua dan keluarganya, bahkan Carmi pun sama sekali sudah tidak bisa berbicara bahasa Indonesia atau pun bahasa Cirebon.

"Tapi, setelah coba diingatkan, akhirnya Carmi ingat juga. Kami sangat terharu, sampai nangis," katanya.

Sebelum dijemput pihak KBRI, kata Sofiyudin, Carmi sempat menolak karena alasan sudah kerasan berada di Arab Saudi, namun dengan alasan bohong untuk pendataan, akhirnya Carmi mau berangkat ke KBRI dan kemudian dirayu untuk pulang ke Indonesia.

Ilyas ayah kandung Carmi, selama puluhan tahun ini hanya mampu memandangi secarik kertas berupa salinan dokumen yang berisikan identitas putrinya tersebut saat pemberkasan untuk bekerja di Arab Saudi.

"Waktu daftar, anak saya belum punya KTP. Yang ngurusnya juga sponsor, tapi udah meninggal," kata llyas dirumahnya pada Minggu siang (28/7/2019).

Ditahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, Ilyas mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, namun di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.

Pada tahun 1995, Ilyas pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu llyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.

Carmi yang merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai asisten rumah tangga.


Sumber: Tribunnews
LihatTutupKomentar