Hari Ini Rupiah Masih Melemah, Ini Cuma Hanya Gara-gara The Fed -->

Hari Ini Rupiah Masih Melemah, Ini Cuma Hanya Gara-gara The Fed

Info Indonesia

DETIKBMI.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hari ini.

Jelang rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), investor memilih bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko di Asia.

Pada Senin (29/7/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.015. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih mampu menguat tipis 0,06%. Namun itu tidak lama, karena mata uang Tanah Air langsung terjerumus ke zona merah.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:


Dolar Vs Rupiah
Info Indonesia
Foto: cnbcindonesia


Pagi tadi, mayoritas mata uang utama Asia sempat menguat di hadapan dolar AS. Kini situasinya berbalik, kawan rupiah di zona merah semakin bertambah.

Hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan peso Filipina yang masih bertahan di zona hijau.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pukul 12:05 WIB:


Dolar As Vs Mata Uang Asia

Info Indonesia
Foto: cnbcindonesia



Memasuki perdagangan awal pekan, investor dibuat galau akibat perkembangan di AS.

Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis mengumumkan angka pembacaan awal pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal II-2019 sebesar 2,1% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).

Melambat lumayan tajam dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 3,1 %, sesuatu yang sudah diperkirakan, sudah masuk kalkulasi.

Namun yang belum masuk perhitungan adalah angka 21% lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yaitu 1,8%, seperti dihimpun Reuters.

Oleh karena itu, pasar dibuat menerka-nerka apakah Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan menurunkan suku bunga acuan secara agresif atau moderat saja.

Federal Funds Rate hampir pasti turun, pertanyaannya mau 50 basis poin (bps) atau hanya 25 bps?.

Mengutip CME Fedwatch, probabiiitas penurunan 25 bps lebih tinggi yaitu 78,1% berbanding 21,9% untuk penurunan 50 bps.

Namun perlu dicatat peluang penurunan 25 bps akhir pekan lalu adalah 81,2% sementara yang 50 bps adalah 18,8%.

Artinya, peluang ke menuju pemangkasan 50 bps meningkat sedangkan yang 25 bps malah
turun.

Jadi walau pasar masih meyakini bahwa The Fed hanya akan moderat dalam menurunkan bunga acuan, tetapi harapan untuk penurunan yang lebih agresif meningkat.

Pasar galau, masih bingung menebak ke mana pergerakan arah suku bunga acuan Negeri Adidaya.

Kegalauan tersebut membuat investor memilih bermain aman, tidak mau mengambil risiko.

Akibatnya, aset-aset di negara berkembang (termasuk Indonesia) mengalami tekanan jual sehingga melemahkan nilai tukar mata uang.

sumber : cnbcindonesia, CME Fedwatch
LihatTutupKomentar